6 Mei 2012

Harga BBM Turun? Mimpi Kali Yee

@TrioMacan2000 dalam kultwit-nya sekitar 2 minggu yang lalu membongkar habis kebobrokan dunia minyak Indonesia. Dikatakan bahwa Mafia Minyak sengaja menolak pembangunan kilang pengolahan BBM dan perbaikan kilang minyak di Indonesia. Mafia Minyak juga hanya mengimpor minyak dari Afrika dan Timur Tengah 1/3 atau 1/4 saja, sisanya beli dari produser atau broker lain dari tengah laut.  Korupsi melalui BUMN memang lebih mudah dan aman ketimbang korupsi melalui APBN. Dengan cara inilah partai politik mendapatkan dana kampanye dan melakukan money politic.


Dulu kita dihebohkan dengan pemberitaan tentang Petral yang mau dibubarkan MenBUMN Dahlan Iskan tapi ternyata batal dan bahkan sekarang makin eksis. Dari dulu Petral disebut-sebut sebagai sarang korupsi puluhan triliun mulai dari jaman Orba/Suharto sampai dengan sekarang ini. Tak pernah bisa disentuh. Petral atau Pertamina Trading Energy Ltd adalah perseroan terbatas anak perusahan Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan minyak. Saham Petral 99.83% dimiliki oleh PT. Pertamina dan 0.17% dimiliki oleh Direktur utama Petral Nawazir sesuai dgn UU/CO Hongkong. Tugas utama Petral adalah menjamin supply kebutuhan minyak yang dibutuhkan Pertamina/Indonesia dengan cara membeli minyak dari luar negeri.

Saat ini Petral memiliki 55 perusahaan yang terdaftar sebagai mitra usaha terseleksi. Pengadaan minyak oleh Petral dilakukan secara tender terbuka. Namun Petral juga melakukan pengadaan minyak dengan pembelian langsung. Alasannya: ada jenis minyak tertentu yang tidak dijual bebas atau pembelian minyak secara langsung dapat lebih murah dibandingkan dengan mekanisme tender terbuka. Tahun 2011 Petral membeli 266,42 juta barrel minyak. Terdiri dari 65,74 juta barrel minyak mentah dan 200,68 juta barrel berupa produk. Harga rata-rata pembelian minyak oleh Petral adalah: USD 113,95 per barel untuk minyak mentah, USD 118,50 untuk premium, USD 123,70 untuk solar. Total pembelian minyak Petral adalah: USD 7.4 milyar untuk minyak mentah dan USD 23.2 milyar untuk bensin/solar. Total: USD 30.6 milyar.

US$ 30.6 milyar atau setara dengan Rp. 275.5 triliun per tahun. Itulah jumlah uang yg dikeluarkan Pertamina/Negara untuk impor minyak. Sekali lagi...uang Pertamina/Negara yang dikeluarkan untuk membeli minyak impor melalui Petral pada tahun 2011 = Rp.275.5 triliun! Jumlah uang yang luar biasa besar yang dikeluarkan negara untuk beli minyak impor melalui Petral ini tentu saja TIDAK pernah luput dari MAFIA. MAFIA minyak yang disebut-sebut menguasai dan mengendalikan Petral adalah Muhammad Riza Chalid. Riza diduga kuasai Petral selama puluhan tahun. Disamping Riza, dulu Tommy Suharto juga disebut-sebut sebagai salah satu mafia minyak. Perusahaan Tommy diduga mark up atau titip US$ 1-3/barel.

Muhammad Riza Chalid Penguasa Abadi Bisnis Minyak Indonesia


Kita sudah tahu siapa Tomy Suharto, tapi siapakah Muhammad Riza Chalid? Dia adalah WNI keturunan Arab yg dulu dikenal dekat dengan Cendana. Riza, pria berusia 53 tahun ini disebut sebagai PENGUASA ABADI dalam bisnis impor minyak RI. Dulu dia akrab dengan Suharto sekarang merapat ke SBY. Riza disebut-sebut sebagai sosok yang rendah hati, tapi siapapun pejabat Pertamina termasuk Dirut Pertamina akan gemetar dan tunduk jika ketemu dia. Siapa pun pejabat Pertamina yang melawan kehendak Riza akan lenyap alias terpental. Termasuk Ari Soemarno Dirut Pertamina yang copot jabatannya. Ari Soemarno dulu terpental dari jabatan Dirut Pertamina gara-gara mau pindahkan Petral dari Singapura ke Batam. Riza tidak setuju. Ari dipecat.

Jika Petral berkedudukan di Batam/Indonesia tentu pemerintah dan masyarakat luas lebih mudah awasi operasional Petral yang terkenal korup. Rencana Ari Soemarno ini tentu bahaya. Bisa ganggu kenyamanan Mafia Minyak yang sudah puluhan tahun menikmati legitnya bisnis minyak. Para perusahaan minyak dan broker minyak internasional mengakui kehebatan Riza sebagai God Father bisnis impor minyak Indonesia. Di Singapura, Muh Riza Chalid dijuluki "Gasoline God Father". Lebih separoh impor minyak RI dikuasai oleh Riza. Ga ada yang berani lawan. Dulu Global Energy Resources, perusahaan Riza pernah diusut karena temuan penyimpangan laporan penawaran minyak impor ke Pertamina.

Tapi kasus tersebut hilang tak berbekas dan para penyidiknya diam tak bersuara. Kasus ditutup. Padahal itu diduga hanya sebagian kecil saja. Global Energy Resources adalah milik Riza itu adalah induk dari 5 perusahan: Supreme Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits oil dan Cosmic Petrolium yang berbasis di Singapura dan terdaftar di Virgin Island yang bebas pajak. Ke-5 perusahaan ini mitra utama Pertamina. Kelompok Riza cs ini juga yang diduga selalu halangi pembangunan kilang pengolahan BBM dan perbaikan kilang minyak di Indonesia. Bahkan penyelesaian PT. TPPI yg menghebohkan itu karena rugikan negara juga diduga tak terlepas dari intervensi kelompok Riza cs ini.

Riza cs ini mengatur sedemikian rupa agar RI tergantung oleh impor bensin dan solar. INGAT: impor bensin dan solar kita 200 juta barel/thn. Riza cs ini sekarang berhasil mengalahkan Dahlan Iskan. Skore 3 : 0 untuk Mafia Minyak. Dahlan Iskan keok.

1. Gagal bubarkan Petral
2. Gagal pindahkan Petral ke Indonesia
3. Gagal cegah orang-orang yang jadi boneka Riza cs jadi direksi di Pertamina.

Dahlan Iskan mengalah. Janji Dahlan Iskan untuk kalahkan BUMN Malaysia apalagi Petronas dalam 2 tahun itu hanya mimpi. Di Pertamina saja Dahlan takluk dengan Cikeas. Siapa Riza cs itu? Disebut-sebut yang berada dibelakang Riza adalah Bambang Trihadmodjo, Rosano Barrack dst. Keluarga dan Genk Cendana.

Sekarang Genk Cendana berhasil tundukan Cikeas dan Dahlan Iskan. Semua direksi Pertamina sekarang adalah PRO MAFIA MINYAK. PRO PETRAL. Sekarang bukan hanya Petral yang menjadi BONEKA Riza cs, tapi juga Pertamina. Kenapa bisa terjadi seperti ini? Ada info lebih "menyeramkan"! "Aksi jalan tol" Dahlan Iskan beberapa hari yang lalu disebut teman-teman saya tadi malam sebagai kompensasi frustasi Dahlan menghadapi Hegemoni Mafia ini. Sejak Dahlan Iskan teriakan: "Bubarkan Petral!" Mafia minyak ini bergerak cepat. Konsolidasi. Masuk ke Cikeas, istana dan lapangan Banteng. Bagaimana cara Riza cs ini menusuk Istana, Cikeas dan lapangan Banteng? Sumber saya tadi malam sebutkan bahwa Riza dekat sama Purnomo Y dan Pramono Edhie Wibowo, adik Ani SBY sejak Edhie masih di Kopassus. Purnomo yang menteri ESDM dan Edhie sebagai pintu masuk Riza cs ke Cikeas.

Riza cs ini sering berkunjung ke Cikeas untuk mengamankan praktek mafia di impor minyak Pertamina. Tentu saja tak ada makan siang yang gratis. Selain di jajaran elit politik, Riza cs juga sangat dekat dengan wakil dirut perusahaan hulu Migas dan Syamsu Alam yang general managernya. Purnomo Yusgiantoro sewaktu jabat MenESDM bertugas mengamankan kontrak-kontrak pembelian minyak impor dari mafia minyak ini. Jero watjik juga. Dahlan Iskan yang minta Pertamina beli minyak secara langsung, malah ditantang oleh Direksi Pertamina, bahwa Pertamina HARUS beli via broker. Dahlan Iskan terbengong-bengong, ga bisa ngomong dengar ucapan Direksi Pertamina. Dia mau benahi Pertamina ternyata tok mentok tak iye hehehe.

Dahlan Iskan ternyata KO berhadapan dengan mafia minyak RI yangg dikomandani Riza. Ini bisnis ratusan Triliun per tahun. Dahlan iskan tak kuat. Kembali ke Riza... Nama Riza tidak tercantum dalam akte Global Energy Resources. Holding perusahaan broker minyak milik Riza itu. Dalam akte Global, yang tercatat adalah Iwan Prakoso (WNI), Wong Fok Choy dan Fernadez P. Charles. Tapi sesungguhnya Riza pemiliknya. Untuk memperkuat posisi Riza cs di Pertamina, sebagian direksi Pertamina yang kurang setuju dengan pembelian minyak via broker diganti kemaren. Sekarang semua direksi Pertamina yang ada merupakan kelompok pendukung Riza sang Mafia Minyak dengan dukungan penuh Istana, Cikeas, Menko.

Bukan hanya impor minyak saja Riza cs berkuasa. Dalam pembelian atau penampungan batubara minyak dari Pertamina Riza juga berkuasa. Pembelian batu bara minyak dari Pertamina dilakukan oleh Orion Oil dan Paramount Petroleum milik Riza Cs. Riza adalah penguasa minyak RI. Dulu ada broker besar lain ingin dapat jatah impor minyak dari Petral/Pertamina. Dia bersama kakak tertua Ani SBY datang ke Singapura. Dirut Petral sambut kedatangan pengusaha itu. Intinya Petral siap berikan "jatah" ke pengusaha itu. Tapi, kemudian Riza datangi Wiwiek. Riza disebut-sebut berikan US$ 400,000 kepada Wiwiek utk tidak usah bantu pengusaha itu. Wiwiek setuju. Selesai tuh barang. Ga jadi hehehehe.

Apa yg menjadi motif SBY sampai bisa dikooptasi oleh mafia minyak? Apa dealnya? Bagaimana modusnya? Apa langkah Dahlan Iskan hadang mereka? Tentang semua itu nanti akan saya kultwitkan jam 1 nanti. Ini kisah panjang tentang mafia minyak yang selama ini tidak pernah tersentuh. Salah satu skenario mafia minyak yang berkolaborasi dengan SBY adalah melalui resufle kabinet tahun lalu. Ada titipan mafia via tangan SBY. Purnomo Yusgiantoro yang sudah terlibat sejak sekian lama digeser menjadi Menhan. Jero Wacik yang demokrat tulen lolyalis SBY sebagai penggantinya. Bahaya jika Purnomo Y tetap dipertahankan sebagai MenESDM. Nanti info bisa bocor ke Mega, JK atau pihak lain. Konspirasi baru ini harus Top Secret.

Korupsi BUMN untuk Dana Kampanye Dan Money Politic


Meski pun sebenarnya Purnomo Y lah jadi biang dari semua permainan mafia minyak ini. Namun, sesuai sifat SBY, dia mau kuasai semua hehe. Dengan Jero watjik sebagai MenESDM, perampokan mafia minyak ini akan tertutup rapat. Hanya Cikeas, menko ekonomi, menESDM, Pertamina dan Petral. "Bermain" di minyak ini luar biasa enak. Korupsi uang APBN mah ga ada apa-apanya. BUMN-BUMN ini jauh lebih rugikan negara, tapi lebih aman dan mudah. Uang korupsi minyak yang puluhan triliun ini ga masuk ke ke Indonesia. Tapi ke rekerning-rekerning di Hongkong, Singapura dan Swiss. Ditarik ke RI jika diperlukan. Tentu saja uang ratusan juta itu utamanya dicair dan ditarik saat menjelang pemilu dan pilpres. Untuk biaya kampanye dan money politic.

Jadi tidak heran jika SBY bisa punya dana kampanye belasan triliun untuk menangkan Pemilu dan Pilpres 2009 kemaren. Dulu jaman Orba setiap ekspor minyak (bukan impor lho), mafia minyak yang dibeking penguasa bisa "titip atau kutip" US$ 1-3/barel. Dan ketika RI mulai impor (di jaman Orba juga) mafia minyak juga kutip dan titip sekian dollar juga. Ekspor dan impor minyak ada titipan. Bahkan untuk biaya pengangkutan minyak dengan kapal tanker pun ada mark up biayanya yang rugikan negara puluhan juta dollar per tahun. Dari dahulu sampai sekarang pun, pengangkutan minyak Indonesia masih dikuasai pemain lama yaitu Humpuss Intermoda (Tommy suharto) Cs.

Kembali ke Petral, jika pembelian minyak kita total 266 juta barel tahun 2011, asumsikan saja ada titipan USD 3/barel = US$ 798 juta/tahun. US$ 798 juta itu equivalen dgn Rp. 7.2 triliun uang negara yang dirampok oleh mafia minyak. Uang itu dibagi2 oleh mafia itu kepada penguasa. Pada tahun 2009 saja pernah disebut-sebut ada setoran ratusan juta USD dari mafia minyak kepada SBY untuk bantu pemilu dan pilpres SBY. Korupsi dari impor minyak ini sangat luar biasa. Sudah terjadi sejak 1969 dan terus dipertahankan oleh penguasa karena jadi sumber dana politik. Disamping jadi dana politik tentu saja untuk uang kantong pejabat-pejabat tertinggi di negara ini. Ratusan turunan tidak akan habis, malah nambah.

Karena mafia minyak ini sangat dekat dengan kekuasaan, maka kita dapat lihat benang merahnya. Sekarang ada hubungan makin mesra antara mafia dengan Cikeas. Muhamad Riza Chalid, Bambang Trihadmodjo, Rosano Barack cs dengan SBY, Pramono Edhie, Cikeas, Hatta, Karen cs...peta politik akan berubah? Sumber-sumber saya menyebutkan Riza dalam sebulan terakhir ini rajin rapat di Cikeas, istana dan kantor menko ekonomi. Apakah ada deal-deal khusus? Modus korupsi mafia minyak ini juga terjadi dengan "penipuan" yang dilakukan oleh mafia minyak terhadap kualitas dan jenis minyak yg diimpor Pertamina. Kilang minyak kita itu disetting hanya bisa olah minyak produksi afrika dan timur tengah. Pernah dengan kasus minyak ZATAPI yg diusut TEMPO?

Impor Minyak Dari Afrika Dan Timur Tengah Hanya 1/3 Atau 1/4 Saja


Nah, mafia minyak ini seolah-olah impor minyak dari afrika dan timteng, padahal minyak yang dibeli dari sana hanya 1/3 atau 1/4 nya saja. Sisanya? Sisanya 2/3 atau 3/4 dibeli mafia minyak ini dari produsen/broker minyak yang lain. Transaksinya di tengah laut untuk penuhi sisa kapasitas. Kualitas minyak yang dibeli "secara gelap" ditengah laut itu tentu lebih rendah daripada yang tercantum di BL atau dokumen-dokumen pengangkutan kapal. Contohnya: satu kapal tangker full capacity nilai minyak: US$ 80-110 juta. Di BL tercantum nilai tersebut berikut dengan kuantitas cargonya. Dengan modus pengisian hanya 1/3 atau 1/4 dari kapasitas, mafia minyak tersebut mencampur minyak dengan kualitas rendah dengan harga 20-30% lebih rendah. Berapa untung yang dikeruk oleh mafia minyak ini dengan modus pencampuran? Mari kita hitung dengan cara sederhana saja.

Asumsikan nilai impor minyak per kapal tanker USD 100 juta per shipment. Kapal dimuat dengan 25% minyak yg sesuai dengan BL impor. Asumsikan saja harga minyak impor tersebut sesuai BL USD 100/barel. Jika 75% minyak kualitas rendah yang dibeli di tengah laut itu = USD 70/barel. Maka keuntungan mafia minyak: USD 75 juta x 30% = USD. 22.5 juta atau Rp. 210 milyar per shipment!! Inilah modus yang pernah terbongkar. Nah, sekarang silahkan rakyat sendiri yang hitung kerugian negara akibat mafia minyak jika nilai impor minyak kita tahun 2011 = Rp. 275 Triliun. Ada berapa ratus shipment/kapal tanker yang unloading minyak di RI setiap tahun? Berapa puluh kapal yang melakukan proses pencampuran ini? Intinya banyak modus yang dipakai oleh mafia Minyak ini. Mereka tahu bahwa perampokan ini perlu beking penguasa tertinggi republik ini. Dan mafia minyak ini juga pasang kaki dimana-mana. Termasuk investasi politik kepada calon-calon presiden potensial yang maju di 2014 yang akan datang.

Mafia minyak ini hanya bisa dibasmi dengan 2 cara: revolusi rakyat terhadap regim SBY yang sekarang atau pilih presiden RI yang bebas kooptasi mafia. Uang negara kita yang dipungut dari pajak rakyat dan penjualan sumber daya kekayaan alam kita (yang makin menipis karena dirampok) dikorup mafia. Dahlan Iskan sebagai menteri BUMN tak akan bisa berkutik melawan mafia minyak ini jika rakyat tidak dukung dia. Dia juga takut dipecat SBY. Terbukti Dahlan Iskan terpaksa berhentikan komisaris-komisaris dan direksi-direksi Pertamina yang anti mafia minyak. Sekarang Pertamina 100% jadi hamba mafia. Dahlan sendiri hati nuraninya mungkin menjerit, tapi apa daya kuasa tak ada... rakyat juga menjerit.. tapi apa daya tak kompak turunkan penguasa. Demikian dulu kultwit tentang mafia minyak Indonesia yang berkuasa sejak Orba sampai sekarang dan bahkan makin menggila-gila.. sekian. Terima kasih.

Kalau begini pantas saja BBM Indonesia tidak akan pernah bisa murah, mungkin Rp 500/liter - mimpi kali yee...

Referensi:

23 komentar:

  1. waw...serem banget para mafia ini melakukan aksinya, apa mereka tidak pernah berpikir tentang rakyat kecil yang menjerit dengan ulah mereka? GO TO HELL MAFIA MINYAK. Semoga kalian segera terkubur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah mafia, mereka tidak berpikir kepentingan rakyat banyak, mereka tidak peduli

      Hapus
  2. Petral di tutup? Wah keajaiban banget tuh kalau sampe terjadi. Kalau Pertamina sih udah jadi rahasia umum banyak korup di dalamnya, istilah kata sampai cere-cere nya pun udah ga sungkan minta sogokan ke client (itu yang aku tahu sampai saat ini), dan mengenai Dahlan Iskan.. kemarin2 sempet nge-fans dan berharap dia bisa membuat perubahan tapi sekarang ngga lagi, mungkin ada tapi perubahan itu untuk 'golongannya' saja.. Wallahu'alam *cmiiw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertamina memang ladang basah... ga hanya di Indonesia, di LN minyak selalu jadi ladang basah cari uang

      Hapus
  3. aku masih bingung ngapain minyak mentah dijual keluar, hasilnya baru dibeli lagi. napa ga olah sendiri.
    uuugh kebijakan yg aneh

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah aku juga mikir begitu, kenapa mafia tdk ingin kilang minyak indonesia diperbaiki? krn takut "jatah" mereka berkurang kalau Indonesia mampu mengolah minyak sendiri

      Hapus
  4. Ambil aja hikmahnya yaitu jangan terlalu tergantung pada Premium seperti kata alm.widjajono partowidagdo

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang sudah saatnya kita tidak bergantung pada premium

      saatnya menggunakan energi alternatif

      Hapus
  5. Awas ah jatoh ngayal ketinggian :))

    BalasHapus
  6. mmm bagaimana dengan pencitraan yang selama ini dikedepankan?...

    seperti badan bau, tidak pernah mandi sebulan...tetapi dibalut kemeja putih berjas dan dasi.....berlenggak lenggok didepan publik.....????

    yang penting penampilan? ini negara mafia apa!?....makanya sy tidak terlalu bangga dengan "bangsa indonesia"..tetapi lebih kepada bangga sebagai "manusia indonesia"

    BalasHapus
  7. jujur gak baca sampe habis (setengahnya ada kali ye) soalnya pusing euy.. aku aja udah pusing mikirin tabungan yang setiap bulan kembang kempis.. gak sempet mikirin minyak indonesia deh >.<

    BalasHapus
  8. hahahaa, iya bener tuh judulnya.....

    "BBM turun? Mimpi kali yee?" ckkckckck...

    BalasHapus
  9. Penjelasannya sangat mendetail sahabat...
    Memang kapan BBM bisa murah yah, rakyat kecil lah yang akan menjadi korban dari semuanya ini.

    Terima kasih sahabat atas berbagi artikelnya ini.Jadi membuka wawasan mengenai mafia minyak an segala seluk beluknya apalagi kalau dikaitkan dengan politik.

    BalasHapus
  10. Sudah ada saatnya ada energi alternatif tapi sepertinya pengembangan teknologi pengganti BBM lambat berkembang. Kalo ada alternatif BBM perusahaan minyak bisa terancam.

    BalasHapus
  11. Trio macan sekarang mengurusi minyak mentah rupanya? baguslah! ulasannya pun lumayan mengigit bak macan.
    btw, seperti biasa , saya antara percaya dan tidak atas ulasan di atas.

    BalasHapus
  12. wah makin ngeri aja negri ini dengan korupsi yang terang terangaan nie gan.. tinggal nunggu azab aja kalau begini dah.

    BalasHapus
  13. belum tuntas ngebacanya. nggak konsent gara-gara ada senk lotta di atas. ihhh!!

    BalasHapus
  14. namanya juga raja minyak....
    tp apa mereka bahagia..??
    kita yg mampu beli seliter tetep bahagia...
    yg jelas kalau minyak makin mahal dan ga bisa dibeli ari mana mereka akan untung..??
    apa mereka menyerap biaya impor minyak pemerintah..??
    mana saya tau jg...
    :P

    BalasHapus
  15. wah mau ga mau mahasiswa harus turun tangan lagi nih kayak tahun 1998 dulu

    huahaahhhaa

    BalasHapus
  16. ngeriiiiii mbaca yang ini. Dajjal semua, moga bisa tobat aja deh...

    BalasHapus
  17. moga2 dapat di basmi tuh mafia amin

    BalasHapus
  18. blogwalking,,, visit me back and backlink

    http://ainb-xp.blogspot.com

    BalasHapus
  19. bung Rio mantap catatanya...

    makan dulu yuk sambil
    Kumpul di Lounge Event Tempat Makan Favorit

    Salam Bahagia

    BalasHapus

Berkomentarlah yang baik dan sopan serta tidak mengandung link terlarang. FYI terhitung sejak 27 Mei 2014 R10 membuka kembali kotak komentar setelah bersih-bersih blog dengan menghapus 1000 lebih posting menjadi hanya sekitar kurang dari 300 pos.

Ini karena R10 ingin blog ini bersih dan hanya posting hal yang dirasa bermanfaat.

Mohon maaf bila tak semua blog R10 kunjung balik. Sesempat waktu yang dimiliki saja.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.