Kepercayaan Diri Rendah
Sekolah atau tempat tinggal kalian mungkin berbeda, namun kalian pernah saling bertemu di suatu kesempatan. Atau bahkan kalian belum pernah bertemu langsung, "pertemuan" bermula dari internet, entah di Facebook, Twitter hingga WhatsApp. Pertemuan itu menghasilkan "GETARAN". Hati pun mulai berdebar diikuti perasaan jatuh cinta.
Sebenarnya apa yang terjadi adalah merupakan bukti rendahnya rasa percaya diri. Yang perempuan berpikir dirinya tak cantik. Karena itu ketika seorang lelaki mengatakan kamu cantik, maka mulai berpikir, "Wow apakah diriku secantik itu?"
Inilah akibat dari kepercayaan diri yang rendah. Akibat berpikir tidak ada yang akan menyukaimu, menikahimu dan sebagainya.
Sementara disisi laki-laki, karena tidak memiliki pertemanan yang baik, maka mulai mencari sesuatu. Ketika usia bertambah, hormon mulai bergejolak. Kalian pun mulai memimpikan perempuan dan hal-hal semacam itu.
Itu Namanya Bukan Jatuh Cinta
Itu namanya bukan jatuh cinta, melainkan kalian belum dapat mengendalikan hawa nafsu. Akibatnya kehidupan orang lain dapat hancur. Kehidupan suatu keluarga dapat berantakan. Apakah kalian menyadarinya?
Itu bukan cinta. Apakah bila perempuan tersebut 25 kilogram lebih gemuk, apakah engkau masih mencintainya? Ingat dia masih perempuan yang sama, dengan ruh dan jasad yang sama.
Bila seandainya perempuan tersebut memiliki luka bakar di wajah atau ditangan misalnya. Telinganya cacat. Apakah engkau masih mencintainya? Mungkin saja engkau segera memilih gadis lain.
Jika engkau tak dapat menjawab pertanyaan ini, maka jujurlah. Kalian tidak sedang jatuh cinta. Ini hanya hormon kalian sedang bergejolak.
Islam Menghilangkan Konsep Palsu Cinta
Pernikahan adalah hubungan yang sakral, hubungan yang berlangsung seumur hidup. Namun karena kalian menonton acara-acara sinetron, film-film. Melihat gadis-gadis itu dengan mudah menyatakan cinta kepada tokoh pria (dan hal-hal semacam ini). Akibatnya kalian mulai mengkhayal dan mengembangkan konsep palsu tentang cinta menurut versi kalian.
Islam hadir untuk membebaskan dunia dari konsep-konsep palsu seperti ini. Islam memiliki pemahaman yang dewasa tentang hakikat cinta. Ini bukan berarti kalian tidak boleh menikahi perempuan yang kalian suka. Justru kalian harus menikahinya. Kalian dianjurkan untuk tertarik dengan calon istri kalian di masa depan.
Namun caranya harus benar. Bukan dengan berpacaran untuk menyukai. Bila kalian merasa biasa-biasa saja dengan berpacaran. Maka seharusnya kalian biasa saja ketika melihat saudari kalian bermesraan dengan pria lain. Atau bahkan ibu kalian berpacaran dengan pria lain. Apakah kalian menerima hal seperti itu? Tentu saja tidak bila kalian masih memiliki nilai-nilai kesopanan.
Berhenti Berpacaran - Berhenti Saling Modus
Bila kalian masih berpacaran. Berhentilah. Hanya Allah yang mengetahui akan kemana hubungan seperti ini (hubungan yang tak dikenal dalam Islam). Ketika memutuskan hubungan terlarang ini, berhentilah untuk saling mulai mengirim pesan. Mengapa? Karena artinya kalian berharap dia membalas pesannya.
Itu seperti membohongi diri sendiri. Ingin memutuskan hubungan namun masih sering melihat ponsel atau komputer menunggu balasan pesan darinya. Dimulai dari, "Kau benar seharusnya kita tidak berpacaran lagi." Lalu dibalas, "Ya kamu benar." Dan kemudian kalian masih melanjutkan percakapan. Jadi sama saja, itu artinya kalian belum meninggalkan hubungan terlarang.
Jadi ketika berhenti, berhentilah total. Jangan memulainya kembali.
Islam Mengajaran Kendali Diri
Allah Subhanahu wa ta'ala tak melarang kalian menyukai perempuan, berpikir perempuan tersebut cantik. Bukanlah hal terlarang menyukai lawan jenis. Namun kalian harus mengendalikan diri. Ada nilai-nilai Islam yang harus kalian ikuti.
Islam mengajarkan kendali diri. Bila kalian kehilangan pengendalian diri pada salah satu aspek kehidupan. Maka kalian akan kehilangan kendali diri dalam aspek kehidupan lainnya.
Dan buat perempuan. Kendalikan diri kalian. Kendalikan senyum. Kendalikan sikap kalian yang terlalu bersahabat dalam situasi tertentu. Jangan melampui batas. Jangan beralasan, "Kami hanya berteman." Atau "Dia bagaikan kakak bagiku."
Jika dia bukan kakak kandung kalian, maka dia bukan kakak kandung kalian.
Kalao cinta yang sekarang mungkin lebih ke hawa nafsu ya
BalasHapusdunia memang semakin edan...pacaran seakan menjadi biasa..padahal itu terlarang oleh agama...
BalasHapuskeep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
gara2 TV juga jadi pacaran merajalela.
BalasHapuspengaruh lingkungan 'En
Hapusistilah yang aneh, tapi keren yo :D
BalasHapuskaeren karena pakai pendekatan yang tak biasa :D
HapusOK Mas. saya akan camkan ini untuk refleksi ke anak-anak saya.
BalasHapusNah! mantap banget inih!!
BalasHapusAlhamdulillah Ishmah udah di didik orang tua untuk tidak berpacaran :)