22 Jun 2014

Fenomena Biaya Pesta Pernikahan Lebih Mahal dari Biaya Mahar

Ada fenomena menarik di kalangan umat Islam saat ini. Yakni ketika menikah nilai maharnya justru lebih murah dari biaya pesta pernikahan.



Mahar Rasul

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memberikan mahar pernikahan kepada Khadijah Radi Allahu 'anha berupa 20 ekor unta muda. Namun demikian nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menasehati umatnya agar memudahkan dalam masalah mahar.

Sebaik-baik mahar adalah mahar yang paling mudah (ringan).” (HR. al-Hakim : 2692, beliau mengatakan “Hadits ini shahih berdasarkan syarat Bukhari Muslim.”)

Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengijinkan beberapa sahabat memberikan mahar dengan beberapa surat al quran hafalannya.

Mahar Kecil

Namun kemudahan yang Rasul ajarkan justru terlihat "disalahgunakan" atau mungkin "disalahartikan" oleh kebanyakan umat Islam. Mahar yang diberikan hanya seperangkat alat sholat plus beberapa gram emas. Terkadang juga disertai mahar unik berupa nilai uang seperti "Rp 2014" (untuk mengenang tanggal waktu pernikahan, sekaligus memasukan nilai romantisme).

Biaya Pesta Pernikahan Mahal

Bila nilai mahar "murah" tak demikian dengan biaya pesta pernikahan. Ada banyak biaya yang tak perlu, namun dipaksakan guna mengejar gengsi atau romatisme.

Apa saja yang membuat biaya pernikahan mahal:

1. Biaya sewa gedung. Biaya gedung memang mahal, namun bisa diakali dengan menyelenggarakan pesta pernikahan di rumah mempelai wanita (atau laki-laki).

2. Gaun Pernikahan. Baju pernikahan bisa sangat mahal. Bisa diakali dengan 'menyewa" baju nikah. Atau bahkan cukup mengenakan baju terbaik yang dimiliki ketika melangsungkan momen itu.

3. Wedding Organizer. Memakai WO akan membuat biaya pernikahan menjadi mahal. Bisa diatasi dengan mengorganisir sendiri acara pesta pernikahannya.

4. Katering. Ketika menjamu tamu, menyediakan makan dan minum termasuk diutamakan. Untuk mengurangi budget membengkak dapat diatasi dengan menyediakan sendiri makanan dan minuman.

5. Hiburan. Biasanya hiburan berupa musik. Ada pandangan dalam Islam tentang hukum musik. R10 tak hendak berdebat soal hukumnya. Namun ketahuilah tanpa hiburan musik, maka biaya pernikahan bisa ditekan. R10 sendiri pernah melihat sendiri pesta pernikahan tanpa musik.

Semakin mewah pernikahan semakin mahal biayanya. Termasuk disini anatara lain foto prewedding yang tak dikenal dalam Islam dan juga biaya perjalanan bulan madu.

Berani Anti Mainstream?

Dengan melihat fenomena ini, beranikah umat Islam "anti mainstream" mengadakan pernikahan berikut pestanya dengan "cara tak biasa".  Yakni memberikan mahar tinggi namun menyelenggarakan walimatul ursy yang sederhana, dengan biaya lebih murah dari nilai mahar yang diberikan.

15 komentar:

  1. Harusnya berani dong, pesta pernikahan kan hanya sebuah resepsi aja, utamanya kan akad nikahnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya bertanya pada diri saya sendiri. memang kayaknya saya belum bisa, tapi bagus sekali saran Mas Rio ini, saya akan coba.

      Hapus
  2. haha ... itulah fakta sekarang ini
    itulah mengapa Ayu Ting Ting minta cerai dari suaminya
    cuma gara2 pernikahannya ga dirayain dengan mewah

    BalasHapus
  3. Ya Allah...
    Semoga Ishmah kelak bisa anti mainstream,
    bahagia dalam sederhana :)



    BalasHapus
  4. dan biaya yang sedianya dipake buat berpesta, alangkah baiknya menjadi modal ekonomis yang kelak pasti sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup.

    BalasHapus
  5. Kalo di kalangan orang bugis, ada istilah 'mahar' yang digunakan untuk membiayai pesta pernikahan, yang harusnya di serahkan oleh pihak laki-laki ke perempuannya. Jadi, boleh dibilang kemewahan pesta pernikahannya akan menyesuaikan dengan mahar yang diberikan. Kalo yang begitu itu gimana ya?

    BalasHapus
  6. Insya Allah bisaa :))

    sebenarnya banyak lho calon pengantin yang mikir gitu.
    Tapi mentok di keluarga. keluarga masih memegang budaya lama, yang mana pesta pernikahan itu harus WAH, harus memuaskan para undangan, begitu ^^

    Anyway, aku belum nikah loh. jalan salah sangkaa wkwk

    BalasHapus
  7. kebanyakan orang di Indonesia memang mengutamakan pesta pernikahan yang meriah...katanya hanya sekali dalam seumur hidup....,
    padahal itu sungguh jauh dari ajaran Islam....
    keep happy blogging always,,salam dari makassar :-)

    BalasHapus
  8. Bener banget gan, jadi mikir 2x dech dijaman sekarang kalo mau mearide hhe...

    BalasHapus
  9. berkunjung lagi kemari sambil melihat artikelnya, jangan lupa kunjungan baliknya ya

    BalasHapus
  10. berkunjung, selamat menunaikan ibadah puasa dan mohon maaf lahir bathin, jangan lupa kumbal nya ya

    BalasHapus
  11. singgah kemari, padahal jika kita berpikir dengan jernih, lebih bermanfaat bila biaya untuk pesta tersebut dipergunakan setelah menikah, baik untuk modal usaha atau untuk membeli kebutuhan rumah tangga ^_^ jangan lupa kunbalnya ya

    BalasHapus
  12. Budaya yang menghancurkan..pesta mahal biaya nikah jadi ngga kejangkau sama pemuda yg biasa aja..yang akhirnya malah pada zinah..

    BalasHapus
  13. kalo dipikir" emang sih aku juga maunya nikah dengan sederhana nd penuh dg kekeluargaan , cuma yaitu dari keluarga . makasiih kak tulisannya bikin jleb tapi emang bener kok, makasih uda nbingrtin kita 😊

    BalasHapus

Berkomentarlah yang baik dan sopan serta tidak mengandung link terlarang. FYI terhitung sejak 27 Mei 2014 R10 membuka kembali kotak komentar setelah bersih-bersih blog dengan menghapus 1000 lebih posting menjadi hanya sekitar kurang dari 300 pos.

Ini karena R10 ingin blog ini bersih dan hanya posting hal yang dirasa bermanfaat.

Mohon maaf bila tak semua blog R10 kunjung balik. Sesempat waktu yang dimiliki saja.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.