Mahar Rasul
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memberikan mahar pernikahan kepada Khadijah Radi Allahu 'anha berupa 20 ekor unta muda. Namun demikian nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menasehati umatnya agar memudahkan dalam masalah mahar.
“Sebaik-baik mahar adalah mahar yang paling mudah (ringan).” (HR. al-Hakim : 2692, beliau mengatakan “Hadits ini shahih berdasarkan syarat Bukhari Muslim.”)
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengijinkan beberapa sahabat memberikan mahar dengan beberapa surat al quran hafalannya.
Mahar Kecil
Namun kemudahan yang Rasul ajarkan justru terlihat "disalahgunakan" atau mungkin "disalahartikan" oleh kebanyakan umat Islam. Mahar yang diberikan hanya seperangkat alat sholat plus beberapa gram emas. Terkadang juga disertai mahar unik berupa nilai uang seperti "Rp 2014" (untuk mengenang tanggal waktu pernikahan, sekaligus memasukan nilai romantisme).
Biaya Pesta Pernikahan Mahal
Bila nilai mahar "murah" tak demikian dengan biaya pesta pernikahan. Ada banyak biaya yang tak perlu, namun dipaksakan guna mengejar gengsi atau romatisme.
Apa saja yang membuat biaya pernikahan mahal:
1. Biaya sewa gedung. Biaya gedung memang mahal, namun bisa diakali dengan menyelenggarakan pesta pernikahan di rumah mempelai wanita (atau laki-laki).
2. Gaun Pernikahan. Baju pernikahan bisa sangat mahal. Bisa diakali dengan 'menyewa" baju nikah. Atau bahkan cukup mengenakan baju terbaik yang dimiliki ketika melangsungkan momen itu.
3. Wedding Organizer. Memakai WO akan membuat biaya pernikahan menjadi mahal. Bisa diatasi dengan mengorganisir sendiri acara pesta pernikahannya.
4. Katering. Ketika menjamu tamu, menyediakan makan dan minum termasuk diutamakan. Untuk mengurangi budget membengkak dapat diatasi dengan menyediakan sendiri makanan dan minuman.
5. Hiburan. Biasanya hiburan berupa musik. Ada pandangan dalam Islam tentang hukum musik. R10 tak hendak berdebat soal hukumnya. Namun ketahuilah tanpa hiburan musik, maka biaya pernikahan bisa ditekan. R10 sendiri pernah melihat sendiri pesta pernikahan tanpa musik.
Semakin mewah pernikahan semakin mahal biayanya. Termasuk disini anatara lain foto prewedding yang tak dikenal dalam Islam dan juga biaya perjalanan bulan madu.
Berani Anti Mainstream?
Dengan melihat fenomena ini, beranikah umat Islam "anti mainstream" mengadakan pernikahan berikut pestanya dengan "cara tak biasa". Yakni memberikan mahar tinggi namun menyelenggarakan walimatul ursy yang sederhana, dengan biaya lebih murah dari nilai mahar yang diberikan.
Harusnya berani dong, pesta pernikahan kan hanya sebuah resepsi aja, utamanya kan akad nikahnya.
BalasHapussaya bertanya pada diri saya sendiri. memang kayaknya saya belum bisa, tapi bagus sekali saran Mas Rio ini, saya akan coba.
Hapushaha ... itulah fakta sekarang ini
BalasHapusitulah mengapa Ayu Ting Ting minta cerai dari suaminya
cuma gara2 pernikahannya ga dirayain dengan mewah
Ya Allah...
BalasHapusSemoga Ishmah kelak bisa anti mainstream,
bahagia dalam sederhana :)
dan biaya yang sedianya dipake buat berpesta, alangkah baiknya menjadi modal ekonomis yang kelak pasti sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup.
BalasHapusKalo di kalangan orang bugis, ada istilah 'mahar' yang digunakan untuk membiayai pesta pernikahan, yang harusnya di serahkan oleh pihak laki-laki ke perempuannya. Jadi, boleh dibilang kemewahan pesta pernikahannya akan menyesuaikan dengan mahar yang diberikan. Kalo yang begitu itu gimana ya?
BalasHapusInsya Allah bisaa :))
BalasHapussebenarnya banyak lho calon pengantin yang mikir gitu.
Tapi mentok di keluarga. keluarga masih memegang budaya lama, yang mana pesta pernikahan itu harus WAH, harus memuaskan para undangan, begitu ^^
Anyway, aku belum nikah loh. jalan salah sangkaa wkwk
ijin nyimak bu
BalasHapuskebanyakan orang di Indonesia memang mengutamakan pesta pernikahan yang meriah...katanya hanya sekali dalam seumur hidup....,
BalasHapuspadahal itu sungguh jauh dari ajaran Islam....
keep happy blogging always,,salam dari makassar :-)
Bener banget gan, jadi mikir 2x dech dijaman sekarang kalo mau mearide hhe...
BalasHapusberkunjung lagi kemari sambil melihat artikelnya, jangan lupa kunjungan baliknya ya
BalasHapusberkunjung, selamat menunaikan ibadah puasa dan mohon maaf lahir bathin, jangan lupa kumbal nya ya
BalasHapussinggah kemari, padahal jika kita berpikir dengan jernih, lebih bermanfaat bila biaya untuk pesta tersebut dipergunakan setelah menikah, baik untuk modal usaha atau untuk membeli kebutuhan rumah tangga ^_^ jangan lupa kunbalnya ya
BalasHapusBudaya yang menghancurkan..pesta mahal biaya nikah jadi ngga kejangkau sama pemuda yg biasa aja..yang akhirnya malah pada zinah..
BalasHapuskalo dipikir" emang sih aku juga maunya nikah dengan sederhana nd penuh dg kekeluargaan , cuma yaitu dari keluarga . makasiih kak tulisannya bikin jleb tapi emang bener kok, makasih uda nbingrtin kita 😊
BalasHapus