Bayangkan bila saat ini anda memiliki sejumlah uang kertas. Saat anda membayar sesuatu dengan uang itu, uang mana yang anda pilih? Uang kertas yang bagus atau uang kertas yang jelek? Lalu saat anda menerima uang kertas, yang mana yang anda sukai? Uang kertas bagus atau uang kertas jelek?
Pasti anda menyukai uang kertas bagus saat menerima uang. Dan mungkin anda tak suka bila menerima uang kertas jelek. Apakah anda karyawan bank atau (maaf) kondektur, tukang becak dan sebagainya. Pasti tak suka menerima uang kertas jelek.
Bayangkan Lagi
Sekarang bayangkan lagi anda memiliki uang kertas. Yang satu katakanlah senilai Rp 2.000 dan satu lagi senilai Rp 100.000. Yang Rp 2.000 buat parkir motor, sedangkan Rp 100.000 untuk membeli pizza. Saat anda mengambil uang, melihat ternyata kedua uang tersebut rusak. Sobek, lengket, jamuran. Mungkin anda lupa bila selama ini uang tersebut tersimpan dalam tempat yang basah akibat terkena air minum atau hujan.
Sekarang anda memiliki situasi harus membayar parkir motor dan pizza dengan kedua uang tersebut. Bila beruntung petugas parkir dan penjual pizza mau menerima kedua uang rusak tersebut. Bila tak beruntung, maka anda harus menerima kenyataan bila kedua uang kertas tersebut nilainya jatuh.
Uang Kertas Asal Diberi Nilai
Saat pemerintah membuat uang kertas, sebenarnya baik uang Rp 2.000 atau Rp 100.000 biaya produksinya kurang lebih sama. Dengan kekuasaan yang dimiliki, pemerintah menentukan nilai uang kertas tersebut. Rp 100, 200, 1000, 5000, hingga Rp 100.000 atau lebih besar lagi.
Masalah dari uang kertas tersebut adalah, saat rusak nilainya jatuh! Situasi diatas dengan sederhana telah menjelaskan hal itu. Ketika menerima uang yang anda miliki tak dapat digunakan untuk transaksi rasanya sangat menyakitkan.
Bisa saja anda bukan orang pertama yang memegang uang, setelah melewati berbagai transaksi akhirnya uang tersebut sampai ke anda. Misalnya saat di bus. Anda mendapatkan uang kertas kembalian jelek. Anda tak ingin menerima itu, namun mungkin terpaksa harus menerimanya.
Uang Logam
Mengapa sekarang pemerintah memilih mencetak banyak uang kertas? Karena biaya produksi uang logam lebih mahal dari nilainya. Karena itu lebih menguntungkan mencetak uang kertas walau fakta membuktikan uang kertas dapat menyebabkan inflasi.
Ada dinar/dirham yang terbukti lebih tahan dari inflasi namun pemerintah lebih menyukai memproduksi uang kertas.
Anda Suka Uang Kertas?
"Kalau punya uang dijaga baik-baik, jangan sampai lusuh, dilipat-lipat dan sobek," - Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas via Antara News 26 Agustus 2012
Sekarang apakah anda suka uang kertas? Anda mungkin ingat saat pemerintah mengajak masyarakat untuk menjaga uang kertas. Itu lucu, sebab para pejabat pemerintah itu pastilah juga menyimpan uang kertas itu, misalnya di saku baju/celana, dompet, tas, dan sebagainya. Uang kertas itu bisa jadi juga dilipat, disesuaikan dengan ukuran saku dan dompet. Dan tentu saja seiiring waktu dan kondisi uang kertas akan rusak sampai tiba saat uang tersebut tak ada nilainya.
paling pas tu uang emas dan perak. juara mata uang tuh ya Mas
BalasHapusbenar paling bagus itu emas dan perak, lebih punya nilai dan tak mudah rusak
Hapusaduh duh duh duh duh...
BalasHapuskug ane jadi keinget sama isi buku (yg judulnya lupa), yg ngebahas ttg sistem pembodohan, salah satunya melalui mata uang. :v
katanya, pada awal penggunaannya, masyarakat sengaja dibodohin biar mau menggunakan uang kertas gitu deh. Kalo nggak mau menggunakan uang kertas, dicap bodo, kampungan, kuno gak gahul dst. Alhasil, biar dibilang mengikuti jaman, massa berbondong2 mau menggunakan uang kertas. -_-
Terus, yg paling modern lagi, katanya sistem pembayaran mo dibikin berbasis elektronik. Uangnya dalam bentuk yg lebih absurd lagi. :v
Beruntunglah masyarakat negara2 yg masih menggunakan alat pembayaran berupa emas, mereka nggak mo dibodohin sama sistem. :v
klo ditimbang memang nggak sebanding nilai kertas dg nilai yg tertera,
BalasHapusberbeda dg dirham misalnya yg bahan dasarnya emas tentu sbanding nilainya
lagian cepat rusak, mudah terbakar dan basah
uang perak juga bahaya gan, klo bengkok juga ga laku :p
BalasHapusoh ya? uang perak tak mudah rusak loh
Hapushehehe yg sebenarnya saya suka akan nilainya...jika kita melihat di buku rekening tabungan kita..akan menyenangkan jika melihat nilai uang kita yg sudah tersimpan....
BalasHapusmengenai bentuknya..logam atau kertas.....itu no 2..
Sekarang sudah mulai banyak lagi orang yang berinvestasi membeli emas atau uang dinar. Nilainya akan lebih menguntungkan. Kalau nilai uang lama-lama akan turun dan rugi kalau disimpan lama-lama.
BalasHapussebel juga kalau terima uang jelek ,masalahnya suka ditolak kalau kita mau pakai untuk membayar
BalasHapusada uang yang nilai instrinsiknya sama dengan nilai nominalnya yaitu dinar
BalasHapustapi kalau para pejabat pasti nyimpennya dollar
BalasHapussaya lebih suka uang indonesia tahun 70 an .. mas dari pada seakrang ribet uangnya
BalasHapusHem, baru saja kemarin saya kecewa dengan sebuah mini market yang ngasih kembalian dengan uang kertas yang sama sekali sudah tidak layak untuk di edarkan.. Sekarang uang itu sudah terpajang di sebuah album foto tempat ngumpulin uang "rusak" :(
BalasHapussayang sekali, coba semua orang bisa sedikit bersikap rapi, dan menghargai. Tapi kan uang tidak hanya di pegang oran-orang "dewasa" yah hehehe :)
salam silaturahmi
Benar sekali. Belum lagi kalau mau nyumbang apa gitu, pasti kan uang kertasnya dilipat juga. Hahaha.
BalasHapusuang kertaslebih enak dibawa...
BalasHapuscoba agan bawa uang receh dalam jumlah banyak, bisa-bisa bawa karung kemana-mana....
:P
www.monicarental.com adalah jasa sewa mobil di semarang,yang dapat dipercaya untuk perjalanan anda , dengan armada yang baru, sopir pengalaman, sopan , ramah, nyaman, tersedia banyak armada, hubungi kami 085865557350 atau 02470383843
BalasHapus