18 Feb 2015

Jangan Salah Memilih Teman

Pada kesempatan kali ini R10 akan menyampaikan nasihat dari ustadz Nouman Ali Khan tentang pertemanan. Bila anda salah memilih pertemanan di dunia ini, maka di akhirat nanti akan merugi. Di neraka, orang-orang yang berada didalamnya akan berkata, "Ah seandainya aku tak menjadikan sifulan itu teman akrabku."


Assalamu’alaikum… Inaal hamda lillah, washilaatu wassalaamu ‘alaa Rasuulillah, ‘amma ba’du.



Hal ini dapat dilihat pada surat Al Furqon ayat 27-30

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". (Terjemah Depag)

And (remember) the Day when the Zalim (wrong-doer, oppressor, polytheist, etc.) will bite at his hands, he will say: "Oh! Would that I had taken a path with the Messenger ( Muhammad SAW). (Muhsin Khan)


يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا

Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). (Terjemah Depag)

"Ah! Woe to me! Would that I had never taken so-and-so as a friend! (Muhsin Khan)

لَّقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولًا

Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (Terjemah Depag)

"He indeed led me astray from the Reminder (this Quran) after it had come to me. And Shaitan (Satan) is ever a deserter to man in the hour of need." (Muhsin Khan)

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan". (Terjemah Depag)

And the Messenger (Muhammad SAW) will say: "O my Lord! Verily, my people deserted this Quran (neither listened to it, nor acted on its laws and orders). (Muhsin Khan)

Al Furqan Ayat 27 


Di neraka kelak, para penghuninya akan menyesal dan berpikir seandainya dia dahulu mengambil jalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Penggunaan kata "jalan" disini menggambarkan saat hari Akhir, orang zalim akan berada di sisi yang salah. Sedangkan orang beriman akan berbaris menuju surga yang dipimpin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

"Kenapa saya tak disana? Kenapa saya tak mengambil jalan itu? Kenapa saat saya masih hidup tidak mengambil jalan yang bisa membawa saya ke surga? Kenapa saya begitu bodoh tak ambil jalan itu?"

Ayat ke-27 ini juga menyoroti keimanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mencintainya, menghormatinya, merujuk kepadanya, Itu semua luar biasa tetapi tidak cukup. Kamu juga harus mengikuti jalannya. Kamu harus hidup dengan cara yang dicontohkannya. Kamu harus menerima segala yang diajarkannya lalu diterapkan dalam gaya hidupmu.

Jadi tidak cukup hanya dengan menghormatinya saja. Bukti rasa cinta dan hormat kepadanya adalah ketika perintahnya lebih berarti bagi kita ketimbang apa yang ingin kita lakukan.

Orang-orang zalim ini berharap semasa hidupnya dulu dapat mengikuti gaya hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian ia menyalahkan temannya.

Al Furqan Ayat 28


Orang-orang zalim di neraka akan menyalahkan temannya.

"Ya Tuhan... betapa buruknya nasibku ini. Seandainya saja tak kujadikan orang itu sebagai teman."

"Orang itu, siapa namanya?" Siapa nama orang itu. Ini adalah arti dari kata "fulanan".

"Saya bahkan tidak tahu siapa nama orang itu. Tapi saya biasa menghabiskan banyak waktu bergaul bersamanya. Dialah yang bilang kepadaku bahwa Islam itu bodoh, ga penting diikuti. Ngapain kamu bergaul dengan orang muslim. Tinggalkan orang-orang bodoh ini. Mereka tak paham kehidupan. Agama itu hanya untuk orang idiot. Kamu pintar sedikit dong!"

Di Akhirat nanti bahkan kamu tidak ingat nama orang itu. Ketika kamu menyebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ar Rasul, berarti kamu tahu siapa dia. Tapi ketika kamu sebutkan teman yang biasa bergaul denganmu, yang merupakan orang yang menyebabkan kamu tidak mengikuti gaya hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kamu bahkan tak ingat namanya. Kamu hanya sebut ia si "fulan". Yang artinya orang itu entah siapa namanya.

Al Furqan Ayat 29


Orang itu membuatku tergelincir dan menyesatkanku dari Al Quran, setelah Al Quran itu datang kepadaku. Artinya orang zalim ini dulu dalam yang agama benar (seorang muslim). Tetapi ia tidak mengikuti gaya hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ia telah diingatkan oleh temannya yang baik. Diingatkan pula saat mendengar khutbah, tetapi ia tak peduli. Setan kala berhubungan dengan manusia itu "khodzul". Khodzul dalam bahasa arab artinya seorang teman yang pura-pura berperilaku seperti teman, sampai dia akhirnya menggelincirkanmu. Kamu pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Itulah yang akan dilakukan setan kepadamu. Mereka akan seret kamu ke neraka. Inilah pemandangan di Akhirat kelak. Orang zalim menyesal karena tidak berada di dalam barisan yang dipimpin oleh Rasulullah masuk ke surga.

Orang zalim melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kejauhan. Allah kemudian memberikan kesempatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berbicara. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan berbalik arah dan melihat orang-orang zalim ini (yang menyesal karena tidak bersama Rasulullah).

Orang zalim berharap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan sesuatu untuk menyelamatkan mereka. Karena tahu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat memberikan syafa'at. Lalu apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan katakan?

Al Furqan Ayat 30


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku ini ..."

Kaumku disini mungkin kaum Quraisy yang tidak percaya kepada Rasulullah. Tapi ini tidak terbatas kepada mereka saja. Bisa saja untuk umat saat ini.

Allah akan berkata inilah orang-orang yang menjadikan Al Quran ini. Allah tidak menyebut "Al Quran itu" tetapi Dia mengatakan "Al Quran ini". Karena Al Quran-nya dekat, mudah didapat dan tidak perlu banyak upaya untuk mendapatkannya. Namun mereka menelantarkannya, mereka tinggalkan, tidak dipelajari.

Bayangkanlah, yang bersaksi nanti adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia akan bersaksi kaumnya yang tidak mempelajari Al Quran dengan serius. Kita harus mempelajari Al Quran dengan serius.

Terima Atau Tidak, Hari Akhir Tetap Akan Datang


Meskipun kita mau terima atau tidak. Peduli atau tidak. Kita tetap hidup dan menghadapi kenyataan bahwa hari Akhir akan tiba. Kamu puasa Ramadhan atau tidak, hari Akhir akan datang. Kamu sholat atau tidak, hari Akhir akan datang. Kamu patuhi perintah Allah atau tidak, hari Akhir tetap akan datang.

Tidak ada jalan keluar. Kamu mau memikirkannya atau tidak, tak akan mengubah kenyataan. Hari Akhir tetap akan datang. Dan kelak kita akan berdiri bertanggung jawab. Yang kita miliki sekarang adalah Al Quran dan sesama muslim yang saling mengingatkan serta apa yang telah ditinggalkan oleh Rasulullah untuk saling berusaha dan saling mengingatkan.

Kita tidak ingin berada disisi yang salah di hari Akhir kelak. Semoga Allah jadikan kita orang yang mengikuti jalan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hidup ini. Sehingga kita kelak dapat berbaris bersamanya masuk Surga kelak.

Barakallahu li walakum fil qur’anil hakim wa nafa’na wa iyyakum bil ayati wa dzikril hakim. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang baik dan sopan serta tidak mengandung link terlarang. FYI terhitung sejak 27 Mei 2014 R10 membuka kembali kotak komentar setelah bersih-bersih blog dengan menghapus 1000 lebih posting menjadi hanya sekitar kurang dari 300 pos.

Ini karena R10 ingin blog ini bersih dan hanya posting hal yang dirasa bermanfaat.

Mohon maaf bila tak semua blog R10 kunjung balik. Sesempat waktu yang dimiliki saja.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.