1 Sep 2011

Arab Saudi: Pernyataan 1 Syawal 31 Agustus 2011 Adalah Hoax

Melanjuti tulisan R10 sebelumnya Arab Saudi: Ternyata 1 Syawal Adalah 31 Agustus 2011 yang bersumber dari blogger kompasioner Jiddan. Setelah R10 memperhatikan beberapa respon, sepertinya ada yang salah dari tulisan saudara Jiddan. Berita seperti ini seharusnya sudah menjadi headline di situs berita dunia/nasional, namun hal itu tak terbukti. Saat membuka google dan mencari dengan kata kunci "arab saudi kafarat" yang keluar adalah link dari blog dan situs forum kaskus.


Berikut ini adalah sejumlah bukti yang diberikan oleh blogger kompasioner Mustofa B. Nahrawardaya (Ada Postingan 1 Syawal di Kompasiana Menyesatkan) untuk menanggapi artikel dari blogger Jiddan:

screenshot dari gambar milik blogger Mustofa B. Nahrawardaya

Stabilo 1:

Blogger Jiddan menulis pengumuman dari badan astronomi setempat, namun tak merinci sumber asli badan astronomi tersebut.
"Pengumuman mengejutkan dari  badan astronomi setempat  yang sebelumnya memberi kabar kepada pemerintah Saudi ...."

Stabilo 2:

Penulis mulai tampak ragu, sehingga menggunakan kata konon. 
".....pemerintah Saudi sendiri konon telah membayar kafarat untuk masalah  ini kurang lebih sebesar 1 milyar real."

Stabilo 3:

Penulis secara terburu-buru menyatakan bahwa keputusan pemerintah Indonesia adalah benar.
"Dengan demikian.. keputusan pemerintah Indonesia yang menyatakan tanggal 31 Agustus 2011 adalah 1 syawal adalah benar"

Penulis semakin terlihat menerka-nerka dan tidak yakin dengan tulisannya:
"Namun demikian patut di apreseasi jika benar pemerintah saudi membayar  kafarat atas keputusannya yang menyatakan 1 syawal adalah 30 Agustus 2011 yang berakhir polemik tersebut apalagi kemudian badan astronomi saudi menyatakan yang mereka lihat tanggal 29 lalu bukan  hilal yang mereka cari tapi benda angkasa lain, ini  menunjukan bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap urusan ibadah yang sangat penting untuk masyarakatnya sesuai hadits yang saya kutip di atas  “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. ” Jika melihat hilal (lagi), maka berbukalah. Jika tertutup awan, maka genapkan puasa menjadi 30 hari”.

Karena kejanggalan tersebut blogger Mustofa B. Nahrawardaya mengingatkan blogger Jiddan. Dan tanggapan dari blogger Jiddan sangat mengagetkan. Ternyata tulisannya berasal dari perbincangan dengan temannya.



Untuk itu seharusnya judul artikel blognya adalah “Hasil Perbincangan dengan Teman Saya: 1 Syawal Adalah Rabu 31 Agustus 2011″ bukan “Saudi Arabia: 1 Syawal Adalah Rabu 31 Agustus 2011


Dan blogger Shiddiq juga merespon tulisan Jiddan:

“Setelah saya lihat link yg diberikan, dan sesuai dengan pengetahuan saya dengan bahasa arab, maka link tersebut adalah tidak menyebutkan ralat resmi dari Pemerintah Saudi Arabia, jadi berhati-hatila dalam memposting, jangan sampai menghembuskan berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Setelah saya baca dari link-link tersebut, disana hanya membahas seperti yg dibahas disini, yaitu perdebatan antara ahli falak (ahli hisab) dengan Ulama syari’ah yg mendukung ru’yatul hilal. Dan pernyataan yg dicatut dari Jeddah Astronomy Society adalah tidak benar alias HOAX . Ini bantahan dari Jeddah Astronomy Society bahwa kabar tersebut bohong : http://jasas.net/vb/showthread.php?t=4742"
Sumber artikel dari blogger Mustofa B. Nahrawardaya.