24 Feb 2015

Ujian Keimanan Mualaf: Terkena Kanker Setelah Masuk Islam

Hidayah masuk Islam merupakan anugerah dari Allah. Tidak semua manusia bisa mendapatkan hidayah ini. Bagaimana kiranya bila anda masuk Islam kemudian setelah menjadi muslim justru diberikan ujian terberat sepanjang hidup? Kita bisa belajar banyak dari kisah Belal yang berasal dari Belgia. Berikut ini kisah mualaf Bilal yang nama aslinya adalah Gregory Manual Rames.


Bismillahirrohmanirrohiim, alhamdulillahirobbil ‘alamiin. Sholatu wassalamu ‘ala Rosulillah, wa’ala alihi wa shohbihi ajma’in wa man tabi’ahum bi ihsani ila yaumiddin. Amma ba'du.

Awal Mula Belal Dari Belgia Masuk Islam


Pada kesempatan kali ini R10 akan berkisah tentang Belal dari Belgia. Ada satu ayat Al Quran yang merubah jalan hidup Belal keluar dari kegelapan menuju cahaya keimanan. R10 rasa pembaca Catatan R10 akan terkejut karena ayat yang mengajak Belal menuju keimanan adalah,

"And kill them wherever you overtake them.."

Inilah keajaiban dari Al Quran, petunjuk Allah bisa datang dari arah yang tak disangka-sangka. Perkenalan Belal dengan Islam dimulai saat dirinya berada pada tahun terakhir di High School (Sekolah Tinggi) pada kelas pelajaran sejarah.

Guru sejarah yang mengajar merupakan orang baik (kind person) dan juga menjelaskan secara adil dan ilmiah (scientifically fair). Subjek yang diajarkan saat itu adalah Timur Tengah, mulai dari aspek ekonomi hingga sejarah. Kemudian pembahasan berlanjut pada keyakinan (agama Islam).

Pada bagian ini guru tersebut mengajar dengan "cara yang berbeda" (teach differently). Sang guru mengutip potongan ayat dari Al Baqarah ayat 191.

"And kill them wherever you overtake them.."

Guru itu kemudian bertanya kepada murid-muridnya, pendapat mereka tentang potongan ayat ini. Dan karena tidak ada seorang muslim pun di kelas, maka semua murid mulai mengutuk orang-orang Maroko dan Arab. Ini membuat Gregory Manual Rames (Belal) heran, mengapa ia (guru) mengijinkan mereka (muridnya) untuk mengatakan hal-hal buruk.

Guru tersebut kemudian meminta murid-muridnya untuk diam dan mengingatkan mereka bahwa kita sedang membahas agama bukan negara. Lalu guru mulai menjelaskan faktanya secara ilmiah dan sesuai konteks ayatnya. Guru itu menjelaskan ayat sebelum dan sesudah ayat yang dipotong tersebut. Serta kisah dibalik latar belakang turunnya ayat tersebut. Inilah yang menarik perhatian Gregory Manual Rames (Belal).

Selama satu setengah tahun (a half and year) sejak "terkesan" dengan ayat tersebut, Gregory Manual Rames (Belal) mulai membaca, mencari tahu dan belajar Islam. Sebelum akhirnya resmi mengucapkan kalimat syahadat.

Setelah menjadi muslim, Belal aktif mengajak orang-orang untuk mengucapkan kalimat syahadat di banyak tempat. Termasuk sekolah dimana Belal pernah bersekolah. Di sekolah ini, Belal mengajar agama Katolik. Ada guru-guru yang beragama muslim, dan Belal mengatakan kepada mereka bahwa dirinya telah menjadi muslim. Mereka kemudian memintanya mengucapkan kalimat syahadat dan Belal menyanggupinya.

Ujian Keimanan: Terkena Kanker Setelah Masuk Islam


Ketika Belal mencari tahu tentang Islam, Sekolah Islam Belgia merupakan salah satu tempat yang dituju. Uniknya sekarang Belal menjadi Kepala Sekolah di sekolah ini. Belal juga belajar sholat dan agama Islam di Masjid of The Muslim World League, Belgia.

Setelah menjadi muslim dan sedang belajar mendalami Islam, keimanan Belal diuji Allah. Belal terkena kanker. Subhanallah ternyata keimanan Belal telah mantap. Ada satu ayat Al Quran yang membuat Belal mempertahankan keimanannya, sabar dan kuat dalam menghadapi ujian ini.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..." (Al Baqarah: 286)

Melalui ayat tersebut Belal dapat merasakan kasih sayang Allah. Seberapapun besarnya ujian yang diterima, berarti memang sudah sesuai dengan kemampuanmu. Belal berpikir tidak mungkin Allah memberikan ujian yang tidak sanggup dihadapi hamba-Nya.

"Saya ingin memberikan sebuah contoh. Ada seorang ibu yang mematahkan lengan anaknya. Apa yang ingin kamu katakan? Dia itu ibu yang jahat. Selanjutnya saya katakan anaknya menyebrang di jalan dan ada mobil dengan kecepatan tinggi datang. Ibunya melihat mobil tersebut dan menarik anaknya kembali. Sekarang saya ulang kata-kata tadi. Ada seorang ibu yang mematahkan lengan anaknya. Bagaimana reaksimu sekarang? Dia adalah ibu yang baik. Sama seperti kita. Kita adalah anak kecil yang tidak dapat melihat mobil tadi datang atau apapun yang akan terjadi." - Gregory Manual Rames (Belal).

Belal meyakini Allah mengetahui apa yang akan terjadi dan apa yang terbaik bagi kita. Kita harus percaya dengan Allah atas apapun yang terjadi. Dari penyakit kanker ini Belal mendapatkan hikmah. Belal mengetahui mana teman yang baik dan yang buruk.

Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Kejadian ini juga membuat Belal mendapatkan hikmah berharga. Hubungan dengan neneknya membaik. Karena ibu Belal meninggal, nenek Belal yang mengasuh dan membesarkan Belal bersama anak-anak yang lain. Nenek Belal merupakan penganut Kristen yang ketat dalam menerapkan ajaran gereja.

Pada awalnya sang nenek menuduhnya pengkhianat (karena menjadi muslim). Namun sekarang justru menjadi anggota keluarga yang paling dapat menerima keislaman Belal. Belal menjadi anggota keluarga yang paling peduli dengan neneknya, itu sebabnya sang nenek mau menerimanya. Termasuk menerima istri Belal memakai jilbab, anak-anak Belal, dan makanan halal.

Impian Belal Dari Belgia


Belal memiliki proyek di tiga sekolah Islam yang ditanganinya, "Al Ghazli", "Al Kalam" dan "Al Fadila" yakni untuk mengajarkan Al Quran kepada para murid dan guru. Sehingga mereka mengerti Al Quran, hidup bersama Al Quran, belajar betapa penting dan bernilainya Al Quran. Al Quran dapat menjadi cahaya (pedoman hidup) dalam kehidupan mereka. Mereka dapat mempraktikkan pada pikiran, lisan dan hati.


Penutup


Demikianlah kajian kisah mualaf yang R10 ambil dari Guided Through The Quran Episode 7 by Syeikh Fahad Alkandari. Bila ada kesalahan penerjemahan R10 mohon maaf.

Wa akhiru da’wana ‘anil hamdulillaahirobbil ‘alamiin (dan akhir seruan kami adalah segala puji bagi Alloh Robb semesta alam). Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang baik dan sopan serta tidak mengandung link terlarang. FYI terhitung sejak 27 Mei 2014 R10 membuka kembali kotak komentar setelah bersih-bersih blog dengan menghapus 1000 lebih posting menjadi hanya sekitar kurang dari 300 pos.

Ini karena R10 ingin blog ini bersih dan hanya posting hal yang dirasa bermanfaat.

Mohon maaf bila tak semua blog R10 kunjung balik. Sesempat waktu yang dimiliki saja.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.